우편

02 Januari 2011

[Study Kasus] Tak Hanya di Kota, Orang Desa Pun Bisa Jadi Wirausahawan Sukses

SENIN, 29 NOVEMBER 2010 10:38

ACEH (Berita SuaraMedia) - Kreativitas bukan miliknya orang kota saja. Di desa pun cukup banyak orang yang kreatif dan pekerja keras. Seperti halnya Khairil Azman, seorang pengusaha kerupuk ikan –Cangrebong– dia mampu mempekerjakan puluhan orang di desanya, Peukan Seruway, Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Memulai usaha tahun 2003 silam, Pak Datuk –panggilan akrab Khairil Azman- terus berusaha mengembangkan bisnisnya. Sejak awal dia memang bertekad bisa menciptakan lapangan kerja bagi warga setempat.

Lokasi usaha yang berada sedikit di pedalaman, tidak menghalangi Pak Datuk untuk maju. Dia bahkan tampil menjadi tokoh pemuda yang mampu memberdayakan desanya. Produknya dikenal di seluruh Aceh hingga ke Medan. Pak Datuk bahkan sampai tidak mampu memenuhi permintaan pasar.

”Sudah banyak pengusaha di Medan dan Pekanbaru yang minta kerupuk ikan, tapi kita belum mampu memenuhinya. Produk kita sekarang ini sebagian besar untuk pasokan ke Banda Aceh, itu pun masih kurang,” kata Khairil Azman.

Meski lokasi usahanya tidak terlalu luas, berada persis di pinggiran sungai Seruway, namun usaha kerupuk ikan ini mampu mempekerjakan sekitar 61 orang, yaitu 52 orang sebagai pekerja produksi (pengolahan) dan 9 orang sebagai penangkap ikan. Sebagian besar pekerjanya adalah perempuan.

Pak Datuk memang memilih konsep ekonomi kerakyatan untuk bisnisnya tersebut. Baginya, lebih penting bila bisa memberdayakan masyarakat di desanya, ketimbang hanya sekedar maraih keuntungan. ”Bila masyarakat bisa kita berdayakan, otomatis bisnis kita juga akan maju. Bila bisnis maju, ya sudah pasti ada keuntungannya,” lanjut Khairil Azman.

Semangat itu pula yang mengawali bisnis kerupuk ikan tersebut. Menurut Pak Datuk, dia memulai usaha karena rasa keprihatinannya melihat banyak orang yang menganggur. Selama ini dia melihat para nelayan yang pulang melaut, pulang dengan membawa berbagai jenis ikan, di antaranya cangrebong-jenis ikan kecil yang banyak terbuang karena tidak bernilai ekonomis. Melihat itu lah kemudian muncul pemikiran untuk mengolah jenis ikan tersebut menjadi produk yang laku dijual dan bernilai ekonomis.

Dia kemudian mencari tahu tentang kerupuk ikan, yang selama ini memang sudah populer di Sumatera Utara. Beberapa orang dia pilih untuk belajar mengolah ikan menjadi kerupuk ikan pada sebuah usaha di Pangkalan Berandan, Sumatera Utara. ”Dari sini lah kita memulai bisnis pengolahan ikan cangrebong menjadi kerupuk ikan,” kata pak Datuk.

Untuk meningkatkan volume produksi dan kualitas, mau tidak mau Khairil Azman harus melakukan modernisasi, terutama untuk pengeringan. Usaha kerupuk ikan ini memiliki kapasitas produksi mencapai 2 ton/bulan, dengan harga jual ke agen Rp37.000/Kg. Untuk memproduksi ikan sebanyak itu, diperlukan bahan baku ikan basah cangrebong sebanyak 14 ton dengan harga perolehan rata-rata Rp2.000/kg.

Kondisi tersebut adalah kondisi dimana pengeringan masih menggunakan tenaga matahari. Jika pengeringan dengan mesin pengering ikan, maka produksi dapat ditingkatkan sampai 150 persen dan dapat menciptakan lebih dari 50 kesempatan kerja baru sebagai tenaga pembelah ikan.

Pengeringan dengan dijemur sangat tergantung cuaca. Jika cuaca hujan dan ikan tidak kering, maka ikan akan berubah menjadi lebih merah sehingga produksi harus ditunda dan kualitas produksi menurun. (ciputraentrepreneurship.com)


Source: http://www.suaramedia.com/ekonomi-bisnis/usaha-kecil-dan-menengah/33384-tak-hanya-di-kota-orang-desa-pun-bisa-jadi-wirausahawan-sukses.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar