우편

09 September 2009

FF [On Writing]: Vague

Tahun ajaran baru.


(Min Ho)


Tak jauh dari tempatku berpijak. Ku lihat seorang gadis yang tampak menarik di barisan siswa-siswi baru, sama denganku. Ia tampak tidak peduli dengan sekitarnya dan sibuk mengunyah permen karet, dan mungkin juga sedang asik mendengarkan musik, karena ditelinganya tersemat headset mungil. Hmm.. aku ingin lebih mengenalnya.
***

(Hyun Ah)

Hahh, tahun ajaran baru. Membosankan. Paling akan ku lewati hari-hari sma ku ini seperti biasanya. Sendiri. Menyedikan. Tidak adakah hal menarik lainnya? Tidak. Aku akan tetap pada kesendirianku. Begini lebih baik.

***

(Min Ho)

Beruntungnya aku. Ternyata aku sekelas dengannya. Tampak ia duduk sendiri di bangku pojok belakang. Melamun? hmm.. tanpa pikir dua kali aku langsung menghampirinya.

"Annyeong, boleh aku duduk disini?"

Ia melepas headsetnya yang selalu tampak bersama.

"Mianhae, tadi kau bicara apa?"

"Boleh aku duduk disini?"

Ragu, ia melihat kesekeliling kelas.

"Ne silahkan."

Setelah itu ia kembali mengenakan headsetnya.

"Perkenalkan, aku Min Ho, Choi Min Ho." Aku mengulurkan tanganku padanya.

Ia tampak memperhatikan tanganku sesaat.

"Mm.. aku Hyun Ah, Kim Hyun Ah." jawabnya sambil tersenyum.

Aigo ia tersenyum! Baru kali ini ku lihat senyuman yang begitu indah, dan sekali lagi ku katakan beruntungnya aku, kini ku tahu namanya. Kim Hyun Ah. Nama yang bagus.
***

(Hyun Ah)

Aku melamun dikelas baruku dan…sendiri. Hanya ipod dan lagu-lagu inilah hingga aku dapat tetap bertahan dalam sepi. Eomma, appa, bisakah kita bahagia seperti dulu. Aku rindu.

"Annyeong…duduk disini?"

Tampak seorang cowok bicara padaku.
Aku?

"Mianhae, tadi kau bicara apa?"

"Boleh aku duduk disini?"

Bolehkah?
Aku bertanya pada diriku sendiri.
Ku lihat kesekeliling kelasku, tidak tampak ada bangku yang kosong.
Masa aku biarkan dia gelar tikar dilantai?

"Ne silahkan." jawabku sekenanya.
Mau bagaimana lagi. Ku teruskan aktifitasku seperti biasa. listen the music.
"Perkenalkan, aku Min Ho, Choi Min Ho." Cowok bernama Min Ho itu mengulurkan tangannya padaku. Aku ragu. Bolehkah aku berkenalan dengannya?
"Mm.. aku Hyun Ah, Kim Hyun Ah." Aku tersenyum. tak dapat dipungkiri bahwa aku merasa sedikit bahagia karnanya.
***

1minggu kemudian.

Sejak mereka berkenalan, jarang sekali Min Ho dan Hyun Ah saling bicara. Hyun Ah tetap pada dunianya sendiri dan mendengarkan musik disetiap waktunya. Yah saat pelajaran sih Hyun Ah melepaskan headset ipodnya dan fokus terhadap apa yang guru terangkan, kecuali saat pelajaran matematika. Sedangkan Min Ho bingung dengan apa yang harus ia lakukan pada teman sebangkunya yang misterius ini.
***

(Min Ho)

Sedikit demi sedikit aku mulai mengenalnya dalam kesunyian diantara kami. Hyun Ah itu memiliki senyum yang indah bagi ku juga misterius dan … ku rasa ia tidak menyukai matematika. Karena setiap pelajaran matematik, Hyun Ah tidak sekalipun memperhatikan guru yang menerangkan.

Begitukah sikapnya pada apa yang ia tidak suka? Bagaimana denganku? Aku bingung harus berbuat apa agar kau dapat melihatku Hyun Ah.

***

(Min Ho)

"Mendengarkan musik lagi?" Tanya ku saat pelajaran matematik.

"Begitulah."
"Kau tidak memperhatikan pelajaran ini?"
"Malas"
"Benci?"
"Hanya tidak suka."
"Sama saja."
"Itu dua hal yang berbeda."
"Apanya?"
"Kata orang kalau benci bisa jadi cinta, tapi kalau tidak suka ya tidak suka saja. dan aku yakin aku tidak akan pernah suka matematik!"

Whoaa.. tak kusangka Hyun Ah anak yang polos juga, dan baru kali ini kami berbicara banyak.

Bisakah selalu seperti itu?
***

(Hyun Ah)

Ah bodohnya aku! Kenapa hari ini aku banyak bicara? Ada apa dengan pria ini? Karnanya aku merasa … entahlah aku tidak mengerti.
***

Akhirnya Min Ho tau penyebab Hyun Ah yang begitu tertutup. Hyun Ah merupakan anak dari seorang kepala mafia yang punya pengaruh besar didaerahnya dan ia sendiri tidak pernah berkomunikasi dengan orang tuanya sejak ayahnya menjadi ketua mafia, ibunya sibuk dengan urusannya. Menghambur-hamburkan uang. Saat itu Hyun Ah baru berumur lima tahun. Hyun Ah kecil tidak pernah dapat teman selama hidupnya karna banyak yang takut berteman dengan anak seorang mafia. Salah-salah bisa dibunuh. Begitu fikir mereka. Hyun Ah sedih karna sepanjang hidupnya selalu kesepian. Hanya bodyguard-bodyguard suruhan ayahnya saja yang selalu disekitarnya untuk berjaga-jaga. Hyun Ah kecil mulai menutup diri dan hatinya, hingga sekarang. Ia selalu takut untuk memulai. Ia takut ditinggalkan sendiri lagi. Namun tidak bagi MinHo. Min Ho tidak takut akan hal-hal buruk itu. Ia telah jatuh cinta pada Hyun Ah.


Segini dulu deh. gw bingung gimana ngelanjutinnya :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar